Topmetro.news – Angka kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang lebih tinggi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengimbau masyarakat Sumut agar lengkapi vaksinasi hingga ketiga atau booster.
Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi saat bertemu dengan para tokoh lintas agama, adat, masyarakat, serta pemuda se-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Jumat (11/2).
Dengan lengkapi dosis vaksinasi hingga booster, dapat mencegah gejala berat bahkan kematian akibat Covid-19. “Kita kejar vaksinasi ini, yang rata-rata terkena parah sampai meninggal itu orang-orang yang belum divaksin,” kata Edy.
Baca Juga : Bertemu Para Tokoh Masyarakat, Ternyata Edy Rahmayadi Sampaikan Permintaan ini
Hingga saat ini, capaian vaksinasi di Sumut untuk dosis pertama sudah berada pada angka 90%, dosis kedua 59,70%, dan dosis ketiga baru 2,80%. Saat ini baru 12 kabupaten/kota yang capaian dosis kedua sudah di atas 70%. Yaitu Kota Medan, Binjai, Gunung Sitoli, Pematangsiantar, Sibolga, Kabupaten Dairi, Toba, Karo, Tapanuli Utara, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Hasundutan.
Tetap Jaga Prokes
Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Saragih membantah anggapan bahwa apabila sudah divaksin, maka boleh melonggarkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan lain sebagainya.
Vaksinasi tidak membuat orang kebal terhadap Covid-19. Virus tersebut tetap masuk ke dalam tubuh meski divaksin. Namun dengan vaksinasi, gejala akibat infeksi virus jadi lebih ringan bahkan tidak bergejala.
Restuti juga mengatakan vaksin merek apapun tetap mampu meningkatkan imunitas tubuh. Dikatakannya, masih banyak masyarakat yang pilih-pilih merek vaksin. Hal itu tentunya akan menghambat capaian vaksinasi.
Baca Juga : Perhatian Pada Transaksi Keuangan Pemprov, Gubsu Edy Rahmayadi Beri Apresiasi BPK Sumut
“Vaksin merek apapun, kemampuannya kalau kita tertular kena Covid, maka perlindungan vaksin akan menjadi membuat kita tak bergejala. Akibatnya akan tercegah dari sakit berat akan terhindar dari kematian,” kata Restuti.
Selain itu, vaksin Covid-19 yang beredar saat ini sudah mendapat status halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin juga dijamin aman. Efek samping paska vaksin sebagian besar ringan dan dapat diatasi.
“Biaya penanganan kejadian ikutan paska imunisasi ditanggung pemerintah, dan lebih besar risiko yang dihadapi jika tidak vaksinasi, sakit dan meninggal, serta menularkan pada orang-orang tercinta,” kata Restuti.
Penulis | Erris